Di seluruh Dunia, Bunuh diri adalah penyebab paling umun pada kematian remaja putri, dan merupakan penyebab paling umun ketiga pada remaja laki-laki, setelah kecelakaan lalu lintas dan kekerasan. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Lancet, para peneliti melakukan penelitian tentang hal-hal yang berhubungan mengenai kebiasaan menyakiti diri dan bunuh diri pada usia muda/ remaja.
Menurut perkiraan resmi 164.000 orang melakukan bunuh diri setiap tahunnya. Namun Profesor Keith Hawton, Dr.Kate Sanders, dari Pusat Penelitian untuk Bunuh Diri, Universitas Oxford, dan Profesor Rory O'Connor dari Laboratorium Penelitian tentang Perilaku Bunuh Diri Universitas Stirling,UK, menyatakan bahwa angka signifikan mungkin lebih dari itu.
Mereka menyorot bahwa official yang merilis angka tersebut masih menyembunyikan kematian akibat bunuh diri untuk melindungi pihak keluarga, terutama di tempat dimana bunuh diri dianggap merupakan tindakan pidana.
Profesor Hawton menjelaskan:
"Meskipun bunuh diri pada remaja di anggap jarang terjadi dibandingkan dengan menyakiti diri sendiri, namun hal tersebut merupakan hasil yang tragis. Terlepas dari kenyataan bahwa sekitar 10% remaja di laporkan berprilaku menyakiti diri sendiri, alasan mengapa mereka melakukan hal tersebut dan mengapa beberapa diantaranya- tetapi bukan yang lainnya- memutuskan untuk mengambil nyawa mereka sendiri, masih sangat kurang dipahami.
Penelitian lebih lanjut di bidang ini sangat di perlukan jika kita menginginkan kemajuan dalam hal mengurangi jumlah remaja yang meninggal akibat tindakan menyakiti diri dan bunuh diri".
Profesor O'Connor menjelaskan:
"Untuk mencegah para remaja melakukan tindakan bunuh diri dan menyakiti diri sendiri, sangatlah penting kita harus mengerti dan memahami beberapa pemuda yang mempunyai pemiikiran untuk bunuh diri akan tetapi tidak melakukan hal tersebut- sedangkan beberapa yang lain secara menyedihkan melakukan tindakan itu dalam banyak kasus kematian akibat bunuh diri.
Pemikiran Bunuh Diri- Situs Jejaring Sosial Mempunyai Peran Positif
Menurut beberapa penelitian, Situs jejaring Sosial dapat memengaruhi remaja yang sedang mengalami pemikiran untuk Bunuh Diri, tetapi Hawton dan Teamnya juga menjelaskan bahwa situs jejaring sosial, mempunyai peran positif. "Tantangannya adalah memastikan apakah media baru tersebut memberikan dukungan dan support kepada para pemuda yang rentan , atau malah membantu dan mendorong untuk melakukan kebiasaan menyakti diri sendiri.
Mereka meyatakan bahwa penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk membantu dokter dalam memahami tentang alasan mengapa remaja melakukan tindakan bunuh diri dan meyakiti diri sendiri.Selain itu intervensi yang efektif perlu segera di kembangkan.
Profesor Hawton dan teamnya meyimpulkan:
'Indikasi kesuksesan dalam inisiatif pencegahan yang ditujukan kepada para remaja, khususnya kepada yang beresiko tinggi, dan melakukan perawatan yang efektif terhadap kecenderungan mereka, untuk melakukan tindakan bunuh diri dan menyakiti diri sendiri, merupakan kebutuhan yang sangat penting. Grace Rattue-Medical News Today
disadur ulang
(tegsnda/Berbagi Itu Indah)
0 Response to "Menyakiti Diri Sendiri dan Bunuh Diri Pada Usia Muda - Dampak Dari Situs Jejaring Sosial"
Post a Comment