Mengenal Lebih Jauh Tentang Batu Mulia

Ragam Batu Mulia

Berbagi Itu Indah - Kekayaan yang ada di dunia ini sudah disediakan oleh Yang Maha Kuasa untuk memenuhi segala kebutuhan hidup makhluk hidup. Kalau kita telusuri dunia ini secara sederhana terdiri atas berbagai unsur seperti padat/tanah, air, udara, api dan ether/kekosongan seperti apa yang diutarakan dalam filsafat Hindu. Semua unsur tersebut sangat kita perlukan dalam mempertahankan kehidupan kita. Unsur padat/tanah/mineral tanah menjadi salah satu unsur yang paling mulia bagi manusia dari dulu sampai sekarang. Kadang manusia saling memusuhi bahkan saling membunuh hanya karena kemulian unsur ini.
Coba kita lihat sendiri perebutan tanah kekuasaan/hak milik, emas, berlian banyak terjadi di dunia ini. Mengapa tidak memuliakan udara?? Sungguh tidak bisa dimengerti, tanpa udara kita tidak bisa bernafas dan mati jika kita bandingkan kalau tanpa air ataupun tanah dan api mungkin kita masih bisa bertahan hidup walaupun hanya sesaat.

Bertahan hidup adalah naluri manusia, ini ada sejak manusia ada yang membentengi diri dari kekuatan alam maupun kekuatan kekuasaan manusia lainnya. Sehingga muncullah kebutuhan yang lain yaitu spiritual yang tidak bisa lepas sampai jaman modern sekarang ini. Manusia menggunakan berbagai kekayaan alam yang ada sebagai benda yang memiliki kekuatan gaib sebagai suatu pusaka sejak jaman batu hingga sampai sekarang yang tanpa kita sadari. Salah satu pusaka yang kita kenal sekarang ini adalah batu permata. Batu permata dipercaya memiliki nilai spiritual tinggi dan kekuatan gaib serta memiliki aura tersendiri bagi pemakainya. Seorang penguasa seperti raja-raja pastilah memiliki pusaka untuk ditakuti dan memiliki wibawa bagi rakyatnya, sehingga banyak permata digunakan sebagai benda pusaka yang terdapat pada mahkota raja, cincin, senjata maupun pada benda lainnya. Selain itu batu permata juga digunakan untuk keperluan lainnya seperti pengobatan, media mendekatkan diri dengan Sang Pencipta, perhiasan dan keperluan lainnya.

Hingga kini batu permata (gemstone) masih menjadi barang yang mulia dan mempunyai nilai tersendiri baik dari segi harga maupun kegunaannya. Bahkan tidak sedikit orang gemar mengoleksi batu permata untuk tujuan tertentu. Batu permata menjadi barang yang sering diperjualbelikan saat ini. Ada tiga syarat yang mutlak untuk tercapainya jual-beli yaitu gemar dan mengerti, cukup uang dan dorongan berkoleksi. Yang gemar batu permata banyak juga yang belum cukup memiliki wawasan dan pengetahuan tentang jenis permata sehingga tidak sedikit yang tertipu oleh barang tiruan maupun imitasi. Dengan bekal yang saya tulis dalam artikel ini walaupun hanya selayang pandang, semoga bermanfaat bagi yang hobi dengan batu permata.

Sifat-sifat dan Klasifikasi Batu Permata

Kerak bumi ini terdiri atas 25% silium (pasir batu-batuan) yang disebut batu permata atau batu mulia yang 90% berasal dari campuran silium. Apabila batu-batu mulia itu ditelaah berdasarkan ilmu kimia, orang akan memaklumi bahwa batu-batu itu tidak berbeda dengan barang-barang tambang (mineral) lainnya.

Batu permata adalah sebuah mineral, batu yang dibentuk dari hasil proses geologi yang unsurnya terdiri atas satu atau beberapa komponen kimia yang mempunyai harga jual tinggi. Batu permata diberi gelar batu mulia karena keindahannya warna yang mempesona, padahal menurut penelitian ilmiah, batu ini hanya menunjukkan sifat-sifat yang biasa saja, misalnya zat arang (kooltof), thonaarde, dan sebagainya. Yang juga menjadi alasan batu ini disebut sebagai batu mulia karena nilai spiritual yang terkandung di dalamnya.

Batu permata seperti intan hanya terdiri atas satu unsur saja yaitu unsur zat arang. Jenis-jenis batu mulia yang lain terdiri atas zat pasir (silium) misalnya balur, amatis, kecubung, batu emas (opal), zamrud, berjat (granat), biduri ringin (khrisolit), mirah cempaka (topaz), dan ratna cempaka.

Kebanyakan campuran kimia dari zat-zat barang-barang tambang mempunyai corak yang teratur dan bersamaan dalam bentuk kristal. Kadang-kadang orang menemukan batu permata yang masih dalam keadaan kasar tetapi gilang-gemilang, sehingga orang mula-mula menyangka bahwa batu itu telah digosok, padahal memang demikian keadaannya secara alamiah.

Sifat struktur Batu Permata terdiri atas komposisi kimia, struktur kristal, struktur optikal, berat jenis/densitas (spesific gravity) dan keras batu (durability). Namun pada umumnya penggolongan batu permata didasarkan atas keras batu dan berat jenis.

Seperti halnya unsur perhiasan emas putih, emas kuning, perak, tembaga, besi dan perunggu yang memiliki unsur kimia yang berbeda serta kepadatan yang berbeda, begitu pula batu permata juga memiliki unsur kimia dan kepadatan unsur yang berbeda sehingga penggolongannya terdiri dari berbagai jenis. Karena perbedaanya tersebut sehingga ada penggolongan batu yang mulia, yang sedang dan yang tidak mulia serta berbeda dari segi harga maupun nilai yang lainnya. Sampai saat ini penggolongan batu permata didasarkan atas nilai keras batu (hardheid) dan berat jenisnya (scorrtelijik). Nilai keras batu pertama kali dikemukakan oleh ahli pertambangan, Drich Mohs pada akhir abad ke-18 dengan mengemukakan sistem untuk membagi nilai keras barang tambang menjadi 10 macam nilai keras batu dari 1 sampai 10. Sistem ini masih berlaku sampai sekarang yang digunakan untuk menilai keaslian batu permata.Pembahasan tentang Skala kekerasan batu mulia dapat di baca "Tabel Batu Mulia Berdasarkan Nilai Skala Kekerasan-nya"

Secara khusus penggolongan batu permata pertama kali dilakukan oleh K.E. Kinge dengan mengklasifikasikan menjadi lima kelas. Pembagian tersebut adalah sebagai berikut.


1. Batu Mulia asli, dibagi lagi menjadi:

Batu permata kelas I, nilai kerasnya antara 8-10, misalnya: intan, mirah, safir, khrisoberil dan spinel (diurutkan dari nilai keras yang paling tinggi, yaitu intan dengan nilai kekerasan 10)

Batu permata kelas II, nilai kerasnya antara 7-8, misalnya: sirkon, beril, topas, turmalin, granat dan opal mulia.

Batu permata kelas III, batu permata ini tergolong jenis batu mulia dan batu mulia tanggung, nilai kerasnya 7, sebagian besar terdiri atas asam kersik, kecuali pirus. Misalnya: kordirit, vesuvian, khrisolit, asinit, sianit, staurolit, andalusit, khiastolit, pistasit dan pirus.

2. Batu Mulia Tanggung

Batu kelas IV, nilai kerasnya antara 4-7, sejenis kwarsa, misalnya kristal gunung, kecubung kasihan (amatis), jenis calcedoon, misalnya agaat, karneool, heliotroop, jaspis, sejenis opal biasa (bukan opal mulia).

Batu Kelas IV, batu kelas lima nilai keras dan berat jenisnya sangat berbeda-beda. Warnanya gelap (kusam) dan kebanyakan agak keruh, tidak tenbus cahaya, batunya sedikit mengkilap, dan harganya pun amat murah bila dibandungkan dengan harga batu mulia. Yang termasuk dalam kelas ini misalnya batu marmer/pualam, batu lahar, manganspaath dan lainnya. Batu kelas lima ini tidak tergolong batu mulia.

Cara menguji Batu Permata atau Batu Mulia

Bagi yang gemar mengkoleksi batu permata dan agar tidak tertipu oleh penjual, pengetahuan tentang permata mutlak diperlukan. Pengetahuan tentang masing-masing jenis permata akan dibahas lebih lanjut dalam artikel selanjutnya. Cara yang cukup sederhana adalah bagaimana cara menguji batu mulia asli atau palsu. Adapun caranya adalah sebagai berikut:

1.Memperhatikan urat-urat alam yang tampak, untuk melihatnya anda bisa lihat dengan mata telanjang, namun jika ingin melihat lebih teliti dan bagus, gunakanlah kaca pembesar

2.Mengukur nilai kerasnya, dapat diukur dengan menggunakan alat khusus yaitu hardness point set pensil

3.Uji kadar beratnya dengan timbangan air

pemantulan sinar batu, alat yang digunakan adalah refraktometer.

Demikian artikel yang membahas tentang Mengenal Lebih Jauh Tentang Batu Mulia. Semoga Bermanfaat.

(Berbagi Itu Indah)

0 Response to "Mengenal Lebih Jauh Tentang Batu Mulia"

Post a Comment